Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic
Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi
khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi
keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan
menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi
menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang
membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.
Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat
digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa
membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat
terjadi bencana alam, atau
SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi
“Sistem Informasi Geografis (SIG)
adalah serangkaian prosedur dimana terdapat proses inputing data, penyimpanan
dan pengolahan data, pembuatan peta dan analisis spatial baik untuk data
spatial maupun atributnya untuk mendukung segala aktifitas pengambilan
keputusan dari suatu organisasi (Grimshaw, 1999)”
“A computer system that can hold and use data
describing places on the Earth’ surfaces. ( Rhind,1989)”.
“ A set of tools for collecting, storing,
retrieving at will, transforming, and displaying spatial data from the real
world for a particular set of purposes (Burrough,1986)”.
Sejarah pengembangan
Pada saat 35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu Cro-Magnon menggambar
hewan mangsa mereka, dan juga garis yang dipercaya sebagai rute migrasi
hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada
sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke
database atribut.
Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis
diterapkan, termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan
atau data sensus.
Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan "litografi foto" dimana peta
dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat
keras komputer yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan menjadi multifungsi pada awal tahun 1960-an.
Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa, Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson,
yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS - SIG Kanada), digunakan untuk
menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi
Tanah Kanada (CLI - Canadian land Inventory) - sebuah inisiatif untuk
mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakaan
berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan
penggunaan tanah pada skala 1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga
diterapkan untuk keperluan analisis.
CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari
perbaikan aplikasi pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay),
penghitungan, pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung
sistem koordinat national yang membentang di atas benua Amerika , memasukkan
garis sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan
informasi lokasional pada berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer
bernama Roger Tomlinson kemudian disebut "Bapak SIG".
CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk penyempurnaan setelah
pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga aplikasi pemetaan komersil
yang dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph. Perkembangan
perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain seperti ESRI, CARIS, MapInfo dan berhasil
membuat banyak fitur SIG, menggabung pendekatan generasi pertama pada pemisahan
informasi spasial dan atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi
data atribut menjadi struktur database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an memacu lagi pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi. Pada akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan
distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai
mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar pada
format data dan transfer.
Indonesia sudah mengadopsi sistem ini
sejak Pelita ke-2 ketika LIPI mengundang UNESCO dalam menyusun
"Kebijakan dan Program Pembangunan Lima Tahun Tahap Kedua
(1974-1979)" dalam pembangunan ilmu pengetahuan, teknologi dan riset.
Jenjang pendidikan SMU/senior high
school melalui kurikulum pendidikan geografi SIG dan penginderaan jauh telah diperkenalkan sejak dini.
Universitas di Indonesia yang membuka program Diploma SIG ini adalah D3 Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi
Geografi, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, tahun 1999. Sedangkan jenjang S1 dan S2 telah ada sejak 1991 dalam
Jurusan Kartografi dan Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada. Penekanan pengajaran pada
analisis spasial sebagai ciri geografi. Lulusannya tidak sekedar mengoperasikan
software namun mampu menganalisis dan menjawab persoalan keruangan. Sejauh ini
SIG sudah dikembangkan hampir di semua universitas di Indonesia melalui
laboratorium-laboratorium, kelompok studi/diskusi maupun mata pelajaran.
Komponen Sistem Informasi Geografis
Komponen-komponen
pendukung SIG terdiri dari lima komponen yang bekerja secara terintegrasi yaitu
perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data,
manusia, dan metode yang dapat diuraikan sebagai berikut:
Perangkat Keras (hardware)
Perangkat keras SIG adalah perangkat-perangkat fisik yang
merupakan bagian dari sistem komputer yang mendukung analisis goegrafi dan
pemetaan. Perangkat keras SIG mempunyai kemampuan untuk menyajikan citra dengan
resolusi dan kecepatan yang tinggi serta mendukung operasioperasi basis data
dengan volume data yang besar secara cepat. Perangkat keras SIG terdiri dari
beberapa bagian untuk menginput data, mengolah data, dan mencetak hasil proses.
Berikut ini pembagian berdasarkan proses :
Perangkat Lunak (software)
Perangkat lunak digunakan untuk melakukan proses
menyimpan, menganalisa, memvisualkan data-data baik data spasial maupun
non-spasial. Perangkat lunak yang harus terdapat dalam komponen software SIG
adalah:
·
Alat untuk memasukkan dan memanipulasi data SIG
·
Data Base Management System (DBMS)
·
Alat untuk menganalisa data-data
·
Alat untuk menampilkan data dan hasil analisa
Data
Pada prinsipnya terdapat dua jenis data untuk mendukung
SIG yaitu : Data Spasial
·
Data Spasial
Data spasial adalah gambaran nyata suatu wilayah yang
terdapat di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta,
gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor)
atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu.
·
Data Non Spasial (Atribut)
Data non spasial adalah data berbentuk tabel dimana tabel
tersebut berisi informasi- informasi yang dimiliki oleh obyek dalam data
spasial. Data tersebut berbentuk data tabular yang saling terintegrasi dengan
data spasial yang ada.
Manusia
Manusia merupakan inti elemen dari SIG karena manusia
adalah perencana dan pengguna dari SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan
seperti pada sistem informasi lainnya, dari tingkat spesialis teknis yang
mendesain dan mengelola sistem sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk
membantu pekerjaannya sehari-hari.
Metode
Metode yang digunakan dalam SIG akan berbeda untuk setiap
permasalahan. SIG yang baik tergantung pada aspek desain dan aspek realnya.
Ruang Lingkup Sistem Informasi Geografis (SIG)
Pada dasarnya pada SIG terdapat lima (5) proses yaitu:
·
Input Data
Proses input data digunakan untuk menginputkan data
spasial dan data non-spasial. Data spasial biasanya berupa peta analog. Untuk
SIG harus menggunakan peta digital sehingga peta analog tersebut harus
dikonversi ke dalam bentuk peta digital dengan menggunakan alat digitizer.
Selain proses digitasi dapat juga dilakukan proses overlay dengan melakukan
proses scanning pada peta analog.
·
Manipulasi Data
Tipe data yang diperlukan oleh suatu bagian SIG mungkin
perlu dimanipulasi agar sesuai dengan sistem yang dipergunakan. Oleh karena itu
SIG mampu melakukan fungsi edit baik untuk data spasial maupun
non-spasial.
·
Manajemen Data
Setelah data spasial dimasukkan maka proses selanjutnya
adalah pengolahan data non-spasial. Pengolaha data non-spasial meliputi
penggunaan DBMS untuk menyimpan data yang memiliki ukuran besar.
·
Query dan Analisis
Query adalah proses analisis yang dilakukan secara
tabular. Secara fundamental SIG dapat melakukan dua jenis analisis, yaitu:
·
Analisis Proximity
Analisis Proximity merupakan analisis geografi yang
berbasis pada jarak antar layer. SIG menggunakan proses buffering (membangun
lapisan pendukung di sekitar layer dalam jarak tertentu) untuk menentukan
dekatnya hubungan antar sifat bagian yang ada.
·
Analisis Overlay
Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang
berbeda. Secara sederhana overlay disebut sebagai operasi visual yang
membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan secara fisik.
·
Visualisasi
Untuk beberapa tipe operasi geografis, hasil akhir
terbaik diwujudkan dalam peta atau grafik. Peta sangatlah efektif untuk
menyimpan dan memberikan informasi geografis.
Manfaat SIG di berbagai bidang
Kemudahan & Kecepatan Akses Data
yang bervolume besar
Dalam
mencari data besar harus di butuhkan kecepatan akses guna meminimalis
terbuangnya waktu,maka dari itu proses yang sangat cepat di butuhkan dalam
system geografi dan menampilkan dengan yang sempurna sesuai dengan yang ada
sangat dibutuhkan.
•
Kemampuan
untuk :
ü Mencari detil berdasarkan area
atau thema
ü Membuat link ke data set lain
ü Menganalisa karakteristik spasial
dari data
ü Melakukan update data dengan cepat
& murah
•
Menghasilkan
output sesuai kebutuhan :
Peta, Grafik, Daftar Alamat, Ringkasan data
statistik , dsb.
Kemampuan untuk menganalisa
karakteristik spasial
Kemampuan untuk menganalisis
karakter special sangat di butuhkan agar terhindar dari kesalahan yang
memungkinkan sama karakter tai beda definisi.
Manajemen tata guna lahan
Pemanfaatan dan
penggunaan lahan merupakan bagian kajian geografi yang perlu dilakukan dengan
penuh pertimbangan dari berbagai segi. Tujuannya adalah untuk menentukan
zonifikasi lahan yang sesuai dengan karakteristik lahan yang ada. Misalnya,
wilayah pemanfaatan lahan di kota biasanya dibagi menjadi daerah pemukiman,
industri, perdagangan, perkantoran, fasilitas umum,dan jalur hijau. SIG dapat
membantu pembuatan perencanaan masing-masing wilayah tersebut dan hasilnya
dapat digunakan sebagai acuan untuk pembangunanutilitas-utilitas yang
diperlukan. Lokasi dari utilitas-utilitas yang akan dibangun di daerah
perkotaan (urban) perlu dipertimbangkan agar efektif dan tidak melanggar
kriteria-kriteria tertentuyang bisa menyebabkan ketidakselarasan. Contohnya,
pembangunan tempat sampah. Kriteria-kriteria yang bisa dijadikan parameter
antara lain: di luar area pemukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan
air, berjarak 5 meter dari jalan raya, dan sebagainya. Dengan kemampuan SIG yang
bisa memetakan apa yang ada di luar dan di dalam suatu area,
kriteria-kriteriaini nanti digabungkan sehingga memunculkan irisan daerah yang
tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat sesuai dengan seluruh kriteria. Di daerah
pedesaan (rural) manajemen tata guna lahan lebih banyak mengarah ke
sektor pertanian. Dengan terpetakannya curah hujan, iklim, kondisitanah,
ketinggian, dan keadaan alam, akan membantu penentuan lokasi tanaman, pupuk
yang dipakai, dan bagaimana proses pengolahan lahannya. Pembangunan saluran
irigasi agar dapat merata dan minimal biayanya dapat dibantu dengan peta sawah
ladang, peta pemukiman penduduk, ketinggian masing-masing tempat dan peta
kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan pemasaran hasil pertanian dapat
terbantu dengan memanfaatkan peta produksi pangan, penyebarankonsumen, dan peta
jaringan transportasi. Selain untuk manajemen pemanfaatan lahan, SIG juga dapat
membantu dalam hal penataan ruang. Tujuannya adalah agar penentuan pola
pemanfaatan ruang disesuaikan dengan kondisi fisik dan sosial yang ada,
sehingga lebih efektif dan efisien. Misalnya penataan ruang perkotaan,
pedesaan, permukiman,kawasan industri, dan lainnya.
Inventarisasi sumber daya alam
Secara sederhana manfaat SIG dalam data kekayaan sumber
daya alamialah sebagai berikut:
·
Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam,
misalnya minyak bumi, batubara, emas, besi dan barang tambang lainnya.
·
Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan, misalnya:
1.
Kawasan lahan potensial dan lahan kritis;
2.
Kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak;
3.
Kawasan lahan pertanian dan perkebunan;
4.
Pemanfaatan perubahan penggunaan lahan;
5.
Rehabilitasi dan konservasi lahan.
Untuk pengawasan daerah bencana alam
Kemampuan SIG untuk pengawasan daerah bencana alam,
misalnya:
·
Memantau luas wilayah bencana alam;
·
Pencegahan terjadinya bencana alam pada masa datang;
·
Menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah
bencana;
·
Penentuan tingkat bahaya erosi;
·
Prediksi ketinggian banjir;
·
Prediksi tingkat kekeringan.
Bagi perencanaan Wilayah dan Kota
·
Untuk bidang sumber daya, seperti kesesuaian lahan
pemukiman, pertanian, perkebunan, tata guna lahan, pertambangan dan energi,
analisis daerah rawan bencana.
·
Untuk bidang perencanaan ruang, seperti perencanaan tata
ruang wilayah, perencanaan kawasan industri, pasar, kawasan permukiman,
penataan sistem dan status pertahanan.
·
Untuk bidang transportasi, seperti inventarisasi jaringan
transportasi publik, kesesuaian rute alternatif, perencanaan perluasan sistem
jaringan jalan, analisis kawasan rawan kemacetan dan kecelakaaan.
·
Untuk bidang sosial dan budaya, seperti untuk mengetahui
luas dan persebaran penduduk suatu wilayah, mengetahui luas dan persebaran
lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya, pendataan dan pengembangan
pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan pada suatu kawasan, pendataan dan
pengembangan pemukiman penduduk, kawasan industri, sekolah, rumah sakit, sarana
hiburan dan perkantoran.
Menghasilkan output sesuai kebutuhan
proses yang sangat penting ini diharapkan tidak boleh
salah,jika itu terjadi maka akan fatal,karna proses output ini memberikan
kesimpulan dari semua yang diamati baik dari Peta, Grafik, Daftar Alamat, Ringkasan data
statistik,
Rangkuman Tentang Sistem Informasi Geografis
Reviewed by LUKMAN HAKIM
on
Jumat, April 05, 2013
Rating:
1 komentar:
Sistem Informasi Geografis (bahasa Inggris: Geographic Information System disingkat GIS) adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini.
Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi
Posting Komentar